Di dalam masyarakat tradisional Bali, masyarakat percaya akan orang yang mengalami (cacat mental maupun cacat fisik) di akibatkan oleh perbuatannya sendiri di masa lampau.

Ini merupakan hukuman dari kehidupan sebelumnya atau yang telah diperbuat atau akibat dari Black Magic.

Masyarakat masih merasa malu untuk memiliki seorang anak cacat dan menyembunyikan anank-anak tersebut.

Sebagian besar, para orangtua tidak tahu cara merawat mereka.

Masyarakat senang menjadikan mereka sebagai bahan tertawaan.

Tidak ada keajaiban bagi orang cacat ini.

Sehingga mereka merasa tidak dimengerti, tidak diinginkan dan akhirnya mereka hanya ingin bersembunyi.

Untuk anak-anak yang memiliki developmental disorders, tidak ada tempat untuk mereka di dalam sekolah.

Mereka hanya "simpel", "bodoh" atau "gila".

Pedagogical assistance masih belum populer.

Karena keluar dari sistem normal, anak-anak ini dikeluarkan dari sekolah atau digunakan sebagai contoh negatif di dalam kelas.

Sehingga mengakibatkan, anak-anak yang harusnya diberikan perhatian lebih, malah kehilangan fokus mereka dan harus meninggalkan bangku sekolah.